Wednesday, December 12, 2007

Epilog Hati


Bismillah, Peace may be upon you!!!
The beauty of a woman is not in the clothes she wears, The figure she carries, or the way she combs her hairs. The beauty of a woman must be seen from her eyes. Because that is the doorway to her heart, The place where love resides. The beauty of a woman is not the facial mole, But true beauty in a woman is reflected in her soul. It is caring that she lovingly gives, The passion that she shows. The beauty of a woman, With passing years-only grows.
One day, when we need to read our deep soul…
Sayangku…
Inilah yang ingin kusampaikan padamu, saat rindu menghampiri kesibukanku. Yah, kesibukan yang aku jalani sebagai salah satu caraku menepis rasa aneh itu. Kata orang itu namanya ”rindu”. Kenapa aku merindukanmu? Barangkali memang karena kita tidak pernah bertemu. Bodoh nian kupikir, ada yang mengatakan rindu pada sosok yang begitu akrab dalam kesehariannya. Justru itulah penyebab rinduku padamu. Kita tak pernah bertemu.

Sayangku, ...
Tolong pahami aku. Aku begitu sulit lari dari kesendirianku ini. Terkadang aku merasa sendiri menjalani hari-hari. Apalagi saat aku rapuh. Sandaran iman di dadaku melemah. Duhai... waktu harus bisa menjawabnya...

Sayangku,...
Untungnya ada di sini, di tempat dimana kau titipkan aku. Kau selalu berdo’a untukku agar Ia temani sepiku dan Ia rengkuh aku dalam damainya cinta Hakiki. Senantiasa kau jadikan itu membasahi dzikirmu. Agar aku nyaman dalam kerinduan sejati. Rindu bertemu dengan-Nya. Membaca surat cinta-Nya, agar mengalir energi ruh yang membara dan menekan segala rasa gundah akibat kerinduan yang belum jelas wujudnya. Bahkan aku tak berani memberi nama...

Sayangku, ...
Pergilah jauh-jauh dariku agar rindu ini lama kelamaan pergi menjauh. Aku hanya ingin merasakan cinta yang satu. Sulit kuberada dalam dua cinta pada saat yang bersamaan. Aku hanya bisa mencintai seseorang dan mencintai apa yang dicintai-Nya di saat bersamaan. Dan ini tak mungkin kudapat dengan memeluk rindu yang belum halal bagiku juga bagimu. Biarlah Dia yang mengatur segalanya. Dia lebih cantik cara-Nya, niscaya kita akan makin terpesona pada-Nya jika kita biarkan Ia memberi kita kejutan-kejutan tak terduga.

Sayangku,...
Kini kuizinkan kau pergi menjauh dari maya jiwaku. Temukan jalan keluar dari labirin kehidupan ini. Jangan pernah lengah, karena itu berarti memperlamamu berputar-putar dalam ketidak pastian. waidza ’azzamta, fatawakkal ’alalloh...(jika engkau telah bertekad, maka bertawakkallah kepada Allah...)

Sayangku, ...
Aku masih menunggu, di sini di tempat kau titipkan aku. Aku akan menyendiri dengan segudang bekal yang berusaha aku kumpulkan. Kelak di syurga engkau kan tahu, bekal apa itu... Aku yakin, bekal kita nyaris sama (Fatazawwaduu, fainna khoiruzzaadittaqwa...maka berbekallah kamu, sebaik-baik bekal itu adalah TAQWA). Insyaallah, jika pertemuan adalah milik kita, tidak pun di dunia, di syurga kita pasti akan sempat melepas rindu ini.




Allah,...
Siapakah dia yang aku sayang? Adakah ini membuat-Mu cemburu? Jika ya, mohon ampuni aku...karena aku tahu, Engkau maha pengampun dan maha lemah lembut. Inilah ungkapan jiwaku. Aku hanya ingin jujur dan melepaskan gemuruh dada. Namun yang pasti, rinduku tak akan kulabuhkan pada dermaga kemurkaan-Mu. Rinduku hanya milik jiwa-jiwa yang merindukan pertemuan dengan-Mu.

Saksikanlah Robb...
Allohumma anta Robbi...laa ilaaha illa anta, subhaanaka inni kuntu minazholimiin....




No comments: